TEORI BELAJAR
MENGAJAR
1.
Teori Belajar
A. Pengetian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Ciri-ciri
perubahan tingkah laku belajar, yaitu :
1. Perubahan
terjadi secara sadar.
Seseorang yang belajar
akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan
telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan
dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Sebagai hasil belajar,
perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara
berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya.
3. Perubahan
dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Perubahan senantiasa bertambah
dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan
yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya
melainkan karena usaha individu sendiri.
4. Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan bersifat
sementara terjadi hanya untuk beberapa saat saja (misalnya, berkeringat, keluar
air mata, menangis). Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
tetap dan permanen.misalnya seorang anak belajar bermain piano, kemampuan yang
ia miliki tidak akan hilang begitu saja melainkan terus dimiliki dan berkembang
jika terus dilatih dan dipergunakan kemampuannya bermain piano.
5. Perubahan
dalam belajar bertujuan atau terarah.
Perbuatan belajar
terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya
seseorang yang belajar mengetik,
sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar
mengetik atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
6. Perubahan
mencakup semua aspek tingkah laku.
Seseorang akan mengalami perubahan
tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan
sebagainya, jika ia belajar sesuatu. Contoh jika seseorang belajar naik sepeda,
perubahan yang paling nampak ialah dalam keterampilan naik sepeda sepeda. Akan
tetapi ia telah mengalami peubahan lain seperti pemahaman tentang cara kerja
sepeda sepeda, jenis-jenis sepeda, kebiasaan membersihkan sepeda dan
sebagainya.
B. Jenis-Jenis Belajar
1. Belajar
bagian (part learning fractioned learning)
2. Belajar
dengan wawasan (learning by insight)
3. Belajar
diskriminatif (discriminative learning)
4. Belajar
global/ keseluruhan (global whole learning)
5. Belajar
insidental (incidental learning)
6. Belajar
instrumental (instrumental learning).
7. Belajar
intensional (intentional learning).
8. Belajar
laten (latent learning).
9. Belajar
mental (mental learning).
10. Belajar
produktif ( productive learning)
11. Belajar
verbal ( verbal learning ).
C. Teori-Teori
Belajar
1. Teori
Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka
dan Kohler dari Jerman, yang mengemukakan bahwa dalam belajar yang penting
adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk
memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal
yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Prinsip belajar
menurut teori Gestalt :
• Belajar
berdasarkan keseluruhan
• Belajar
adalah suatu proses perkembangan
• Siswa
sebagai individu secara keseluruhan
• Terjadi
transfer
• Belajar
adalah reorganisasi pengalaman
• Belajar
harus dengan insight
• Belajar
lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan siswa
• Belajar
berlangsung terus menerus
2. Teori
Belajar Menurut J. Bruner
Bruner mementingkan
partisipasi aktif dari setiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan
kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan
“discovery learning environment”, yaitu lingkungan di mana siswa dapat
melakukan eksplorasi, penemuan – penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam lingkungan, banyak hal yang
dapat dipelajari siswa, yang dapat digolongkan menjadi enactive, iconinc,
symbolic.
Dalam belajar, guru
perlu memperhatikan 4 hal berikut ini :
-
Mengusahakan siswa berpartisipasi aktif,
meningkatkan minat siswa dan membimbingnya.
-
Menganalisis struktur materi yang
diajarkan dan disampaikan secara sederhana.
-
Menganalisis sequence.
-
Memberikan reinforcement dan umpan balik
(feed back)
3. Teori
Piaget
Menurut Piaget,
perkembangan proses belajar pada anak adalah sebagai berikut :
- Anak mempunyai struktur mental yang
berbeda dengan orang dewasa.Perkembangan mental pada anak melalui tahap – tahap
tertentu.
- Jangka waktu untuk berlatih pada setiap
tahap tidaklah selalu sama pada setiap anak.
-
Perkembangan mental anak dipengaruhi
oleh faktor, yaitu kematangan,
pengalaman, interaksi sosial, dan equilibration (proses ketiga faktor untuk
membangun dan memperbaiki struktur mental).
-
Ada 3 tahap perkembangan, yaitu berpikir
secara intuitif (kurang lebih 4 tahun), beroperasi secara konkret (kurang lebih
7 tahun), dan beroperasi secara formal (kurang lebih 11 tahun).
4. Teori
R. Gagne
Gagne memberikan 2
definisi terhadap masalah belajar, yaitu : (1)Belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah
laku. (2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi.Segala sesuatu yang dipelajari manusia dapat dibagi
menjadi 5 kategori yang disebut dengan “The domains of learning” yaitu
keterampilan motorik, informasi verbal, kemapuan intelektual, strategi
kognitif, dan sikap.
5. Purposeful
Learning
Purposeful learning
adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang :
-
Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah
atau bimbingan orang lain.
- Dilakukan siswa dengan bimbingan orang
lain di dalam situasi belajar- mengajar di sekolah.
6. Belajar
dengan cara mengamati dan meniru (observational learning and imitation)
Menurut Bandura dan
Walters, tingkah laku baru dikuasai atau dipelajari mula – mula dengan
mengamati dan meniru suatu model/contoh/teladan. Siswa yang suka meniru
biasanya adalah siswa yang mempunyai rasa kurang harga diri, kurang
kemampuannya, mempunyai sifat yang sama seperti model, dan berada pada suasana
perasaan tertentu karena tekanan dari luar atau karena drugs.
7. Belajar
yang bermakna (meaningful learning)
Teori Ausubel terutama berlaku pada
siswa yang sudah dapat membaca dengan baik dan yang sudah mempunyai konsep
dasar dalam bidang pelajaran tertentu. Hal ini disebabkan oleh karena teori itu
pertama – tama menekankan penguasaan belajar mula, retensi, transfer, dan
variabel – variabel yang berhubungan dengan belajar semacam itu.
D. Prinsip-Prinsip
Belajar
Prinsip-prinsip
belajar yaitu :
1. Berdasarkan
prasyarat yang diperlukan.
Ø Dalam
belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat
dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
Ø Belajar
harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk
mencapai tujuan intruksional.
Ø Belajar
perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya
bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
Ø Belajar
perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2. Sesuai
hakikat belajar.
Ø Belajar
itu proses kontinu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
Ø Belajar
adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
Ø Belajar
adalah proses kontingulitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan
pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus
yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
3. Sesuai
materi/bahan yang harus dipelajari
Ø Belajar
bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang
sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
Ø Belajar
harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional
yang harus dicapainya.
4. Syarat
keberhasilan belajar.
Ø Belajar
memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
Ø Repetisi,
dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
II.
Teori Mengajar
A. Konsep
Teori Mengajar
Konsep-konsep
yang diterapkan dalam teori dan praktik mengajar akan mewarnai perkembangan dan
karakteristik teori itu sendiri yang pada gilirannya merupakan bagian rumusan
dari teori mengajar yang dibangun. Ramsden (1992;111-120) mengemukakan minimal
ada 3 konsep teori mengajar dan praktik mengajar yang cenderung menjadi kajian
para ilmuwan ataupun praktisi pendidikan yaitu :
a) Theory
1 “teaching as telling or transmission”. Mengajar adalah proses menyampaikan
atau mentransmisikan sesuatu. Konsep teori mengajar ini menekankan bahwa
penyampaian bahan atau teachiong delivery merupakan hal yang dominan dalam
mewarnai berbagai konsep dan praktik mengajar.
b) Theory
2 “ teaching as organizing students activity”. Teori mengajar ini yang
menyatakan bahwa mengajar pada dasarnya mengorganisasikan kegiatan siswa,
dengan demikian focus kegiatannya adalah bagaimana mengorganisasikan agar siswa
melakukan serangkaian aktifitas yang melahirkan pengalaman belajar.
c) Theory
3 “ teaching as making learning possible”. Teori ini memandang bahwa belajar
dan mengajar merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Teori ini
memadukan antara dua teori sebelumnya.
B. Teori-teori
Mengajar.
-
Teori mengajar konsep.
Teori yang memberikan
pemahaman kepada guru/pendidik/instruktur kepada peserta didiknya tentang
pesan-pesan pelajaran yang bersifat konsep. Teori mengajar konsep muncul
sebagai hasil dari telaah bagaimana seseorang guru berhasil menyampaikan pesan
pembelajaran kepada peserta didiknya melalui tahapan mengajar yang ia
rencanakan.. misalnya dalam mengajarkan sesuatu yang sudah pasti kebenarannya,
atau tentang sesuatu kebiasaan dimana peserta didik tidak mengalamii kesulitan
bahwa ia harus membuktikan kembali atau menganalisisnya secara lebih komplek
sehingga mengakibatkan konsep awal menjadi kabur. Dapat disimpulkan bahwa
mengajar konsep adalah proses penyampaian pesan tentang materi pengajaran yang
berupa konsep kepada peserta didik dalam suatu kesseluruhan proses mengajar.
-
Teori mengajar mencari dan menemukan
Teori mengajar yang
dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa siswa memiliki kemampuan untuk percaya
pada diri sendiri dengan cara berpikir dan belajar sehingga ia mampu menemukan
jawaban dan analisisnya sendiri hingga pada akhirnya mampu menjelaskan hasil
belajarnya sendiri.
-
Teori mengajar kognitif
Teori mengajar ini
disampaikan oleh Jean Piaget. Berawal dari suatu kondisi dan pengkondisian
peserta didik dalam belajar pada tingkat dasar dan dapat juga sederhana.
C. Definisi
Mengajar
1) Definisi
yang lama : Mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman
dan kecakapan kepada peserta didik. Atau mewariskan kebudayaan masyarakat pada
generasi berikut sebagai generasi penerus. Siswa pasif hanya duduk manis
mendengarkan ceramah guru. Siswa percaya begitu saja akan kebenaran kata-kata
guru.
2) Definisi
dari DeQueliy dan Gazali, Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang
dengan cara paling singkat dan tepat.
3) Definisi
yang moderen di negara-negara yang sudah maju. “Teaching is the guidance
of learning”. Mengajar adalah bimbingan
kepada siswa dalam proses belajar. Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
dan guru hanya membimbing, memperlihatkan jalan dan memperhitungkan kepribadian
siswa.
4) Kilpatrik
Menunjukkan definisi
mengajar yang tegas, dengan dasar pemikiran pada gambaran perjuangan hidup
manusia, dengan menggunakan metode “problem solving”, dimana siswa dapat
mengatasi kesulitan – kesulitan di dalam hidupnya.
5) Alvin
W. Howard
Mengajar adalah suatu
aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,
mengubah, dan mengembangkan skill, attitude, cita – cita, penghargaan, dan knowledge.
6) A.
Morrison D.Mc. Intyre
Mengajar adalah
aktivitas personal yang unik.
7) John
R. Pancella
Mengajar dapat
dilukiskan sebagai membuat keputusan dalam interaksi dan hasil dari keputusan
guru adalah jawaban siswa atau sekelompok siswa, kepada siapa guru
berinteraksi.
8) Mursell
Mengajar digambarkan
sebagai “mengorganisasikan belajar”, sehingga dengan mengorganisasikan itu,
belajar menjadi berarti/bermakna bagi siswa.
9) Waini
Rasyidin
Mengajar yang
dipentingkan ialah adanya partisipasi guru dan siswa satu sama lain. guru
merupakan koordinator yang melakukan aktivitas dalam interaksi sedemikian rupa,
sehingga siswa belajar seperti yang kita harapkan.
D. Prinsip-Prinsip
Mengajar
·
Perhatian : Di dalam mengajar, guru
harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh
guru, dimana perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat.
·
Aktivitas : Penerimaan pelajaran jika
dengan aktivitas siswa sendiri, kesannya tidak akan berlalu begitu saja, tetapi
dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Dengan
siswa berpartisipasi aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan dengan baik.
·
Appersepsi : Setiap guru yang mengajar
perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa ataupun pengalamannya.
·
Peragaan : Dengan pemilihan media yang
tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan, juga membantu
siswa mengerti dengan baik. penggunaan media juga akan lebih menarik perhatian
siswa, lebih merangsang siswa untuk berpikir.
·
Repetisi : Bila guru menjelaskan suatu
unit pelajaran, perlu diulang – ulang. Ingatan siswa itu tidak konsisten,
sehingga pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas, dan tidak
mudah dilupakan.
·
Korelasi : Guru dalam mengajar wajib
memperhatikan dan memikirkan hubungan antar mata pelajaran.
·
Kosentrasi ; Hubungan antar matpel dapat
diperluas. Usaha konsentrasi pelajaran menyebabkan siswa memperoleh pengalaman
langsung, mengamati sendiri, meneliti sendiri, untuk menyusun dan menyimpulkan
pengetahuan itu sendiri.
·
Sosialisasi : Siswa perlu bergaul dengan
teman lainnya, disamping sebagai individu. Dalam pembelajaran, dapat bekerja
dengan kelompok untuk meningkatkan cara berpikir siswa sehingga dapat
memecahkan masalah dengan lebih baik dan lancar.
·
Individualisasi : Siswa merupakan
makhluk individu yang unik, dimana masing – masing mempunyai perbedaan khas,
seperti perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku, watak, maupun
sikapnya.
·
Evaluasi : Evaluasi dapat memberi
motivasi bagi guru maupun siswa. Mereka akan lebih giat belajar dan
meningkatkan proses berpikirnya.
Sedangkan
Mursel mengemukakan 6 prinsip mengajar, yaitu :
1. Konteks
yang baik, dengan ciri – ciri dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi
secara dinamis dan kuat, terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret,
pengalaman dapat ditiru untuk diulangi dengan sifat yang sederhana.
2. Fokus
yang baik, dengan ciri – ciri memobilisasi tujuan, memberi bentuk dan
keseragaman dalam belajar, mengorganisasi belajar sebagai suatu proses
eksplorasi dan penemuan.
3. Sosialisasi
yang baik, dengan ciri – ciri fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok
demokratis.
4. Individualisasi
yan baik, dengan ciri – ciri perbedaan-perbedaan vertikal, perbedaan –
perbedaan kualitatif.
5. Sequence
yang baik dengan ciri pertumbuhan itu bersifat kontinu, pertumbuhan tergantung
dari tujuan, pertumbuhan tergantung pada munculnya makna, pertumbuhan merupakan
perubahan dari penguasaan yang langsung menuju kepada kontrol yang jauh,
pertumbuhan merupakan perubahan dari yang konkret ke arah yang abstrak,
pertumbuhan sebagai suatu gerakan dari yang “kasar dan global” ke arah yang
“memperbedakan”, pertumbuhan merupakan proses transformasi.
6. Evaluasi,
dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui
kesulitan – kesulitan yang melekat pada proses belajar itu.]
III.
Pengalaman Belajar yang Berkaitan dengan Teori Belajar Mengajar.
Selama saya duduk di bangku sekolahan, saya menemui
banyak guru dan bermacam-macam pula karakter mengajarnya. Saat kita SD pun
mungkin belum menyadari pentingnya belajar bahkan belum mengetahui
prinsip-prinsip belajar. Seperti definisi belajar adalah usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yaitu perubahan untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Namun mulai memasuki kelas
5 SD, saya baru mengerti apa arti dan fungsi belajar. Saya menggunakan banyak
cara belajar untuk menguasai materi yang diajarkan. Usaha yang saya lakukan
seperti membaca ulang materi, meringkas menghafal dan mempraktekkan kembali apa
yang di ajarkan. Dengan belajar kita akan mendapatkan perubahan yang lebih baik
dari sebelumnya. Merasakan pelajaran cukup mudah untuk dipahami.
Pada waktu saya duduk di bangku sekolah dasar cara
guru mengajar cenderung hanya ceramah saja dan jarang sekali guru menggunakan
alat peraga agar menarik perhatian siswa. Tetapi, siswa jaman dulu waktu saya
SD hanya dapat patuh dengan semua perintah guru, jadi siswanya mengikuti saja
apa yang diajarkan. Namun cara guru mengajar mulai berubah ketika saya kelas 5
SD, guru sering mengajak siswa belajar dengan mengunakan alat peraga dan
memanfaatkan lingkungan sekolah dalam merealsasikan pembelajarannya, dan saat
saya belajar di SMP dan SMA, siswa cenderung lebih aktif dalam menyelesaikan
masalah yang diberikan guru sebagai alat evaluasi.
Perbedaan inilah yang mungkin dapat berubahnya suatu
definisi mengajar, dari definisi lama yang menyatakan bahwa “Siswa pasif hanya
duduk manis mendengarkan ceramah guru. Siswa percaya begitu saja akan kebenaran
kata-kata guru” dan berkembang menjadi definisi mengajar moderen “Siswa yang
aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya membimbing, memperlihatkan jalan
dan memperhitungkan kepribadian siswa”.
Baggus, cukup oke postingmu ,ya perbanyak materimu. semakin banyak literaturmu tambah oke....
BalasHapusterimakasii untuk masukan anda,,
Hapussemoga bermanfaat yaa,,
amiiin
:)
Pemaparan Anda tentang teori belajar mengajar menurut saya sudah baik..
BalasHapusBerdasarkan pengalaman Anda, cara belajar manakah yang menurut Anda paling efektif untuk Anda ?
Apakah dengan menghafal, meringkas, mempraktekkan kembali atau membaca kembali ?
Dan apakah cara tersebut dapat kita biasakan kepada anak didik kita nanti ?
Terimakasih..
trimakash saudari aulia untk kunjungan anda d blog saya,,
Hapuscara blajar yg pling efektif
untk saya
hanya mdgarkan guru menctat yg tdk dimengerti, kmudian brtnya, membaca kmbli jika bsog ada plajaran
memahami pa yg tlah d sampaikan dgn membuat ctatan dgn kata2sndri
untk d terapkan dlm anak didik
qt perlu memahami karaktristk siswa, jika qt sudah memahami mka qta bsa menentukan cra bljr n mgajar yg seperti pa yg dpt saya brikan ke anak didik qta nanti
:-)
Postingan anda sudah cukup menarik..
BalasHapusMenurut anda, bagaimana cara guru agar bisa menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran??
Apakah melalui pengulangan-pengulangan materi pelajaran atau bagaimana?
haii riana
BalasHapustrimakasih untuk komentarnya,,
menurut saya cara menciptakan suasana belajar yg kondusif itu bisa dilakukan dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, kita pahami dulu karakteristik siswa kmudian kita bisa memadukan beberapa metode mengajar yang sesuai,
seperti mengurangi suasana belajar siswa dan partisitatif siswa
metode mengurangi suasana formal ini kita bisa menyelingi pembelajaran dengan humor, jika siswa senang dengan suasana belajar maka dengan alamiah siswa akan aktif saat proses pembelajaran di kelas,