Selamat Datang di Blog dsetianingsih.blogspot.com

Semoga apa yang saya posttingkan dapat bermanfaat untuk Anda semuanya,,, :)

Jumat, 10 Februari 2012

Filsafat Ilmu

Mengerti Berarti Memaafkan Segalanya
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk lainnya yang hidup di bumi ini. Manusia adalah makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendirian. Manusia adalah makhluk yang tak lepas dari dosa. Kita pasti pernah berbuat salah, entah pada Tuhan, pada orang lain, maupun terhadap makhluk hidup lain dan orang lain, termasuk orang-orang yang paling dekat dan paling kita cintai, pasti cepat atau lambat akan berbuat salah pada kita.
Manusia tidak akan lepas dari kesalahan, dan jika Manusia tidak bisa memaafkan suatu kesalahan berarti ia belum memahami bagaimana hidup menjadi manusia yang seutuhnya. Mengerti berarti memaafkan segalanya, memaafkan berarti kita memberikan kesempatan kepada orang lain yang berbuat salah untuk memperbaiki kesalahannya, namun terkadang kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dapat disalahartikan dan dimaknai sebagai kesempatan untuk mengulangi kesalahan yang sama. Mengulangi kesalahan akan menjadi sebuah kebiasaan.
Misalnya dalam sebuah hubungan X dan Y, ada kalanya Y merasa jenuh dengan sikap X yang selalu cemburu. Dalam keadaan yang seperti itu Y mencari kesenangan lain, ia mencintai yang lainnya. Setelah X tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Y, X begitu kecewa, ia tak terima dengan perlaakuan Y di belakang X. namun Y sadar bahwa X adalah pilihan hidupnya, Y merasa bersalah telah berkhianat, ia meminta maaf kepada X dan berjaji tidak akan mengulanginya lagi. Karena kasih sayang dan cinta yang ada di dalam hati X dan kesadar bahwa sikapnya yang overprotektif sehingga dalam hati X berkata Y melakukan kesalahan itu bukan sepenuhnya kesalahan Y, ia memaafkan Y dengan harapan Y dapat berubah dan hanya akan mencintai X.
Dari ilustrasi diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam setiap permasalahan, pahamilah apa yang menyebabkan permasalahan itu terjadi, kita sebagai manusia harus dapat memaafkan kesalahan orang lain meskipun itu sangat menyakiti hati kita. Saat memaafkan berarti kita terbebas dari dendam, sakit hati, kepedihan, terbebas dari siksaan-siksaan lainnya akibat ketidakrelaan memaafkan. Dan manusia berhak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Manusia tidak pernah diajarkan untuk menyimpan perasaan dendam, maka maafkanlah dan serahkanlah segala masalah kepada Tuhan dan kita sebagai manusia hanya dapat bersabar.
Jadi mengerti berarti memaafkan, memberi kesempatan, dan menerima kesalahan itu, dengan mengerti, kita bisa membantu orang memperbaiki kesalahan dan menjadi lebih baik. Dengan mengerti pula, kesalahan yang diulang dan menjadi kebiasaan itu, akan membuat kita senantiasa bersabar dan akan selalu memberi kesempatan untuk setiap kesalahan agar bisa diperbaiki hingga ia benar-benar berubah menjadi manusia yang lebih baik.

Jumat, 03 Februari 2012

Strategi Pembelajaran_JG220C_292010082_Dewi Setianingsih

TEORI BELAJAR MENGAJAR
1. Teori Belajar
A. Pengetian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Ciri-ciri perubahan tingkah laku belajar, yaitu :
1.      Perubahan terjadi secara sadar.
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2.      Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya.
3.      Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
Perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
4.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.
Perubahan bersifat sementara terjadi hanya untuk beberapa saat saja (misalnya, berkeringat, keluar air mata, menangis). Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat tetap dan permanen.misalnya seorang anak belajar bermain piano, kemampuan yang ia miliki tidak akan hilang begitu saja melainkan terus dimiliki dan berkembang jika terus dilatih dan dipergunakan kemampuannya bermain piano.
5.      Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar  mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik atau tingkat kecakapan mana yang akan dicapainya.
6.      Perubahan mencakup semua aspek tingkah laku.
Seseorang akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya, jika ia belajar sesuatu. Contoh jika seseorang belajar naik sepeda, perubahan yang paling nampak ialah dalam keterampilan naik sepeda sepeda. Akan tetapi ia telah mengalami peubahan lain seperti pemahaman tentang cara kerja sepeda sepeda, jenis-jenis sepeda, kebiasaan membersihkan sepeda dan sebagainya.
B. Jenis-Jenis Belajar
1.   Belajar bagian (part learning fractioned learning)
2.   Belajar dengan wawasan (learning by insight)
3.   Belajar diskriminatif (discriminative learning)
4.   Belajar global/ keseluruhan (global whole learning)
5.   Belajar insidental (incidental learning)
6.   Belajar instrumental (instrumental learning).
7.   Belajar intensional (intentional learning).
8.   Belajar laten (latent learning).
9.   Belajar mental (mental learning).
10. Belajar produktif ( productive learning)
11. Belajar verbal ( verbal learning ).
C.  Teori-Teori Belajar
1.      Teori Gestalt
Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, yang mengemukakan bahwa dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Prinsip belajar menurut teori Gestalt :
     Belajar berdasarkan keseluruhan
     Belajar adalah suatu proses perkembangan
     Siswa sebagai individu secara keseluruhan
     Terjadi transfer
     Belajar adalah reorganisasi pengalaman
     Belajar harus dengan insight
     Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan siswa
     Belajar berlangsung terus menerus
2.      Teori Belajar Menurut J. Bruner
Bruner mementingkan partisipasi aktif dari setiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk meningkatkan proses belajar perlu lingkungan yang dinamakan “discovery learning environment”, yaitu lingkungan di mana siswa dapat melakukan eksplorasi, penemuan – penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian mirip dengan yang sudah diketahui. Dalam lingkungan, banyak hal yang dapat dipelajari siswa, yang dapat digolongkan menjadi enactive, iconinc, symbolic.
Dalam belajar, guru perlu memperhatikan 4 hal berikut ini :
-          Mengusahakan siswa berpartisipasi aktif, meningkatkan minat siswa dan membimbingnya.
-          Menganalisis struktur materi yang diajarkan dan disampaikan secara sederhana.
-          Menganalisis sequence.
-          Memberikan reinforcement dan umpan balik (feed back)
3.      Teori Piaget
Menurut Piaget, perkembangan proses belajar pada anak adalah sebagai berikut :
- Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa.Perkembangan mental pada anak melalui tahap – tahap tertentu.
-   Jangka waktu untuk berlatih pada setiap tahap tidaklah selalu sama pada setiap anak.
-   Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh  faktor, yaitu kematangan, pengalaman, interaksi sosial, dan equilibration (proses ketiga faktor untuk membangun dan memperbaiki struktur mental).
-          Ada 3 tahap perkembangan, yaitu berpikir secara intuitif (kurang lebih 4 tahun), beroperasi secara konkret (kurang lebih 7 tahun), dan beroperasi secara formal (kurang lebih 11 tahun).
4.      Teori R. Gagne
Gagne memberikan 2 definisi terhadap masalah belajar, yaitu : (1)Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. (2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.Segala sesuatu yang dipelajari manusia dapat dibagi menjadi 5 kategori yang disebut dengan “The domains of learning” yaitu keterampilan motorik, informasi verbal, kemapuan intelektual, strategi kognitif, dan sikap.
5.      Purposeful Learning
Purposeful learning adalah belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan dan yang :
-          Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain.
-       Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajar- mengajar di sekolah.
6.      Belajar dengan cara mengamati dan meniru (observational learning and imitation)
Menurut Bandura dan Walters, tingkah laku baru dikuasai atau dipelajari mula – mula dengan mengamati dan meniru suatu model/contoh/teladan. Siswa yang suka meniru biasanya adalah siswa yang mempunyai rasa kurang harga diri, kurang kemampuannya, mempunyai sifat yang sama seperti model, dan berada pada suasana perasaan tertentu karena tekanan dari luar atau karena drugs.
7.      Belajar yang bermakna (meaningful learning)
Teori Ausubel terutama berlaku pada siswa yang sudah dapat membaca dengan baik dan yang sudah mempunyai konsep dasar dalam bidang pelajaran tertentu. Hal ini disebabkan oleh karena teori itu pertama – tama menekankan penguasaan belajar mula, retensi, transfer, dan variabel – variabel yang berhubungan dengan belajar semacam itu.
D.  Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar yaitu :
1.      Berdasarkan prasyarat yang diperlukan.
Ø  Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
Ø  Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.
Ø  Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
Ø  Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2.      Sesuai hakikat belajar.
Ø  Belajar itu proses kontinu maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
Ø  Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery.
Ø  Belajar adalah proses kontingulitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.
3.      Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
Ø  Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
Ø  Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.
4.      Syarat keberhasilan belajar.
Ø  Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
Ø  Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
II. Teori Mengajar
A.    Konsep Teori Mengajar
Konsep-konsep yang diterapkan dalam teori dan praktik mengajar akan mewarnai perkembangan dan karakteristik teori itu sendiri yang pada gilirannya merupakan bagian rumusan dari teori mengajar yang dibangun. Ramsden (1992;111-120) mengemukakan minimal ada 3 konsep teori mengajar dan praktik mengajar yang cenderung menjadi kajian para ilmuwan ataupun praktisi pendidikan yaitu :
a)      Theory 1 “teaching as telling or transmission”. Mengajar adalah proses menyampaikan atau mentransmisikan sesuatu. Konsep teori mengajar ini menekankan bahwa penyampaian bahan atau teachiong delivery merupakan hal yang dominan dalam mewarnai berbagai konsep dan praktik mengajar.
b)      Theory 2 “ teaching as organizing students activity”. Teori mengajar ini yang menyatakan bahwa mengajar pada dasarnya mengorganisasikan kegiatan siswa, dengan demikian focus kegiatannya adalah bagaimana mengorganisasikan agar siswa melakukan serangkaian aktifitas yang melahirkan pengalaman belajar.
c)      Theory 3 “ teaching as making learning possible”. Teori ini memandang bahwa belajar dan mengajar merupakan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Teori ini memadukan antara dua teori sebelumnya.
B.     Teori-teori Mengajar.
-          Teori mengajar konsep.
Teori yang memberikan pemahaman kepada guru/pendidik/instruktur kepada peserta didiknya tentang pesan-pesan pelajaran yang bersifat konsep. Teori mengajar konsep muncul sebagai hasil dari telaah bagaimana seseorang guru berhasil menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didiknya melalui tahapan mengajar yang ia rencanakan.. misalnya dalam mengajarkan sesuatu yang sudah pasti kebenarannya, atau tentang sesuatu kebiasaan dimana peserta didik tidak mengalamii kesulitan bahwa ia harus membuktikan kembali atau menganalisisnya secara lebih komplek sehingga mengakibatkan konsep awal menjadi kabur. Dapat disimpulkan bahwa mengajar konsep adalah proses penyampaian pesan tentang materi pengajaran yang berupa konsep kepada peserta didik dalam suatu kesseluruhan proses mengajar.
-          Teori mengajar mencari dan menemukan
Teori mengajar yang dikembangkan berdasarkan pemikiran bahwa siswa memiliki kemampuan untuk percaya pada diri sendiri dengan cara berpikir dan belajar sehingga ia mampu menemukan jawaban dan analisisnya sendiri hingga pada akhirnya mampu menjelaskan hasil belajarnya sendiri.
-          Teori mengajar kognitif
Teori mengajar ini disampaikan oleh Jean Piaget. Berawal dari suatu kondisi dan pengkondisian peserta didik dalam belajar pada tingkat dasar dan dapat juga sederhana.
C.     Definisi Mengajar
1)      Definisi yang lama : Mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan kepada peserta didik. Atau mewariskan kebudayaan masyarakat pada generasi berikut sebagai generasi penerus. Siswa pasif hanya duduk manis mendengarkan ceramah guru. Siswa percaya begitu saja akan kebenaran kata-kata guru.
2)      Definisi dari DeQueliy dan Gazali, Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.
3)      Definisi yang moderen di negara-negara yang sudah maju. “Teaching is the guidance of  learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya membimbing, memperlihatkan jalan dan memperhitungkan kepribadian siswa.
4)      Kilpatrik
Menunjukkan definisi mengajar yang tegas, dengan dasar pemikiran pada gambaran perjuangan hidup manusia, dengan menggunakan metode “problem solving”, dimana siswa dapat mengatasi kesulitan – kesulitan di dalam hidupnya.
5)      Alvin W. Howard
Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah, dan mengembangkan skill, attitude, cita – cita, penghargaan, dan knowledge.
6)      A. Morrison D.Mc. Intyre
Mengajar adalah aktivitas personal yang unik.
7)      John R. Pancella
Mengajar dapat dilukiskan sebagai membuat keputusan dalam interaksi dan hasil dari keputusan guru adalah jawaban siswa atau sekelompok siswa, kepada siapa guru berinteraksi.
8)      Mursell
Mengajar digambarkan sebagai “mengorganisasikan belajar”, sehingga dengan mengorganisasikan itu, belajar menjadi berarti/bermakna bagi siswa.
9)      Waini Rasyidin
Mengajar yang dipentingkan ialah adanya partisipasi guru dan siswa satu sama lain. guru merupakan koordinator yang melakukan aktivitas dalam interaksi sedemikian rupa, sehingga siswa belajar seperti yang kita harapkan.
D.    Prinsip-Prinsip Mengajar
·         Perhatian : Di dalam mengajar, guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru, dimana perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat.
·         Aktivitas : Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesannya tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Dengan siswa berpartisipasi aktif, maka ia memiliki ilmu/pengetahuan dengan baik.
·         Appersepsi : Setiap guru yang mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa ataupun pengalamannya.
·         Peragaan : Dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan, juga membantu siswa mengerti dengan baik. penggunaan media juga akan lebih menarik perhatian siswa, lebih merangsang siswa untuk berpikir.
·         Repetisi : Bila guru menjelaskan suatu unit pelajaran, perlu diulang – ulang. Ingatan siswa itu tidak konsisten, sehingga pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas, dan tidak mudah dilupakan.
·         Korelasi : Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antar mata pelajaran.
·         Kosentrasi ; Hubungan antar matpel dapat diperluas. Usaha konsentrasi pelajaran menyebabkan siswa memperoleh pengalaman langsung, mengamati sendiri, meneliti sendiri, untuk menyusun dan menyimpulkan pengetahuan itu sendiri.
·         Sosialisasi : Siswa perlu bergaul dengan teman lainnya, disamping sebagai individu. Dalam pembelajaran, dapat bekerja dengan kelompok untuk meningkatkan cara berpikir siswa sehingga dapat memecahkan masalah dengan lebih baik dan lancar.
·         Individualisasi : Siswa merupakan makhluk individu yang unik, dimana masing – masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku, watak, maupun sikapnya.
·         Evaluasi : Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa. Mereka akan lebih giat belajar dan meningkatkan proses berpikirnya.
Sedangkan Mursel mengemukakan 6 prinsip mengajar, yaitu :
1.      Konteks yang baik, dengan ciri – ciri dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat, terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret, pengalaman dapat ditiru untuk diulangi dengan sifat yang sederhana.
2.      Fokus yang baik, dengan ciri – ciri memobilisasi tujuan, memberi bentuk dan keseragaman dalam belajar, mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.
3.      Sosialisasi yang baik, dengan ciri – ciri fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok demokratis.
4.      Individualisasi yan baik, dengan ciri – ciri perbedaan-perbedaan vertikal, perbedaan – perbedaan kualitatif.
5.      Sequence yang baik dengan ciri pertumbuhan itu bersifat kontinu, pertumbuhan tergantung dari tujuan, pertumbuhan tergantung pada munculnya makna, pertumbuhan merupakan perubahan dari penguasaan yang langsung menuju kepada kontrol yang jauh, pertumbuhan merupakan perubahan dari yang konkret ke arah yang abstrak, pertumbuhan sebagai suatu gerakan dari yang “kasar dan global” ke arah yang “memperbedakan”, pertumbuhan merupakan proses transformasi.
6.      Evaluasi, dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan – kesulitan yang melekat pada proses belajar itu.]

III. Pengalaman Belajar yang Berkaitan dengan Teori Belajar Mengajar.
Selama saya duduk di bangku sekolahan, saya menemui banyak guru dan bermacam-macam pula karakter mengajarnya. Saat kita SD pun mungkin belum menyadari pentingnya belajar bahkan belum mengetahui prinsip-prinsip belajar. Seperti definisi belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yaitu perubahan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Namun mulai memasuki kelas 5 SD, saya baru mengerti apa arti dan fungsi belajar. Saya menggunakan banyak cara belajar untuk menguasai materi yang diajarkan. Usaha yang saya lakukan seperti membaca ulang materi, meringkas menghafal dan mempraktekkan kembali apa yang di ajarkan. Dengan belajar kita akan mendapatkan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Merasakan pelajaran cukup mudah untuk dipahami.
Pada waktu saya duduk di bangku sekolah dasar cara guru mengajar cenderung hanya ceramah saja dan jarang sekali guru menggunakan alat peraga agar menarik perhatian siswa. Tetapi, siswa jaman dulu waktu saya SD hanya dapat patuh dengan semua perintah guru, jadi siswanya mengikuti saja apa yang diajarkan. Namun cara guru mengajar mulai berubah ketika saya kelas 5 SD, guru sering mengajak siswa belajar dengan mengunakan alat peraga dan memanfaatkan lingkungan sekolah dalam merealsasikan pembelajarannya, dan saat saya belajar di SMP dan SMA, siswa cenderung lebih aktif dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru sebagai alat evaluasi.
Perbedaan inilah yang mungkin dapat berubahnya suatu definisi mengajar, dari definisi lama yang menyatakan bahwa “Siswa pasif hanya duduk manis mendengarkan ceramah guru. Siswa percaya begitu saja akan kebenaran kata-kata guru” dan berkembang menjadi definisi mengajar moderen “Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya membimbing, memperlihatkan jalan dan memperhitungkan kepribadian siswa”.